Selama ini, terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang yang mengartikannya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehingga, posisi pemimpin diincar demni mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah kelompok. Dengan paradigma itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin. Mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut lawan, dan cara lainnya.
Apabila seseorang menjadi pemimpin lewat cara yang tidak benar, maka ia akan menggunakan kekuasaannya untuk mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang lain agar selalu mengikutinya. Umumnya, jenis pemimpin seperti ini akan memaksakan kekuasaanya dengan tekanan-tekanan agar diikuti. Akibatnya, akan lahir pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, bahkan dibenci oleh yang dipimpinnya.
SEMUA ORANG ADALAH PEMIMPIN
Banyak orang berharap diri mereka menjadi pemimpin. Namun, mereka seringkali tak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin bagi diri mereka sendiri. Saat seorang anak menjadi ketua kelas, maka ia adalah pemimpin. Ayah adalah pemimpin bagi keluarganya dirumah. Seorang Ibu pun pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di lingkungan masing-masing, terlepas dari besar ecilnya jumlah orang dalam kelompok tersebut. meskipun hanya satu orang saja pengikutnya, maka ia masih dapat dikatakan sebagai pemimpin.
PEMIMPIN ADALAH PENGARUH
Ketika seseorang memberikan nasihat atau cerita, seringkali kita akan mengingatnya, dan itu sebenarnya adalah sebuah pengaruh. Ketika seorang teman mengatakan sesuatu, dan hali itu kemudian kita ingat, itu pun sebuah poengaruh. Hal-hal kecil lainnya yang mempengaruhi kita dan berhasil merubah cara hidup kita, juga merupakan pengaruh. Begitu pun sebaliknya, saat kita memberi pengaruh kepada orang lain melalui sikap, perbuatan, dan perkataan.
Tidak ada seorang pun yang dapat memahami hal misterius yang kita sebut pengaruh, namun setiap orang di antara kita terus-menerus memberikan pengaruh, apakah menyembuhkan, meninggalkan keindahan, ataupun melukai, menyakiti, meracuni, atau mencemari kehidupan orang lain, dsb. Terlepas dari kedudukan kita sebagai pemimpin, perlu kita sadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan pengaruh kepada orang yang berada disekitar kita, misalnya pada keluarga dan teman terdekat kita. Segala perbuatan dan tingkah laku kita akan membuat diri kita menjadi seorang pemimpin. Sebaliknya, lingkungan pun dapat membuat kita menjadi seorang pengikut, dengan disadari atau tanpa disadari. Orang yang tidak memiliki prinsip, akan sangat mudah terpengaruh, bagaikan sedang berjalan di tengah pedang rumput yang penuh dengan ranjau pengaruh. Orang dengan prinsip teguh, akan menjadi seorang pemimpin melalui pengaruh yang kuat. Meskipun prinsip itu benar atau salah pasti akan ada pengikutnya. Sebaliknya, apabila seseorang tidak memiliki prinsip, dapat dipastikan mereka akan menjadi seorang pengikut. Prinsip yang benar, yang sesuai suara hatilah yang sesungguhnya akan menyelamatkan kita dari kehinaan dan kehancuran. Suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan membuat kita menjadi seorang pemimpin sejati.
Sumber : buku ESQ
0 komentar:
Posting Komentar